3.1.a.6. Demontrasi Kontekstual - Modul 3.1

Oct 21, 2022


CGP dapat melakukan suatu analisis atas penerapan proses pengambilan keputusan berdasarkan pengetahuan yang telah dipelajari tentang berbagai paradigma, prinsip, penhgambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal masing-masing dan di sekolah/lingkungan  lainnya

Dokumentasi : WAWANCARA DENGAN BAPAK DIDIK HARI P, S.E

Kepala SMK PGRI 6 Ngawi


1.        Selamat pagi pak Didik, mohon  ijin mengganggu waktu pak Didik

Jawab :

Oh iya pak aan, ndak apa-apa, ada yang bisa saya bantu….

 

2.   Mohon ijin pak, kami dapat tugas di CGP untuk mewawancarai Kepala Sekolah berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh bapak kepala sekolah berkaitan dengan masalah yang mungkin ada di sekolah bapak

Jawab : oh iya, pak aan ….. silahkan

 

3.    Dari serangkaian kegiatan yang ada, pastinya ada/pernah bapak selaku kepala sekolah dihadapkan pada persoalan yang dimana disitu bapak harus mengambil tindakan yang terbaik dalam mengambil keputusan, kira-kira masalah apa ya pak didik

Jawab :

Iya pak aan, tentu… banyak sekali sebenarnya masalah yang ada disekolah, salah satunya yaitu pernah terjadi yaitu tentang pemilihan lokasi saat kita dulu mau mengadakan tour sekolah. Disini ada guru yang inginnya tour di pantai (tidak mengajak keluarga), tapi Sebagian guru keinginannya tour tidak jauh tapi bersama keluarga.

 

4.   Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

Jawab : 

Dengan mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan masalah yang berhubungan dengan etika sopan santun serta norma sosial caranya menentukan siapa saja pihak yang terlibat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan menguji kebenaran melakukan prinsip resolusi dengan tiga prinsip pengambilan keputusan yang berbasis hasil akhir peraturan dan rasa Peduli 3 melakukan investigasi 4 membuat keputusan

 

5.   Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Jawab :

ü  dengan melakukan tindakan yang memiliki manfaat bagi orang banyak

ü  menjunjung tinggi prinsip-prinsip nilai dalam diri.

ü  melakukan apa yang anda harapkan orang lain harapkan sehingga orang lain akan lakukan pada diri Anda atau ada imbal balik

 

6.    Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Jawab :

Mengambil keputusan dengan langkah pertimbangan bersama musyawarah yang mengarah pada kepentingan banyak orang menjunjung tinggi etika dan moral sesuai dengan visi

 

7.    Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Jawab :

dengan menyusun langkah-langkah dan prosedur dalam mengidentifikasi kasus-kasus Dilema etika dan bujukan moral


8.     Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Jawab :

Berkaitan dengan kasus tentang lokasi dimana kita akan menentukan tempat tour, kami harus juga memerhatikan faktor fisik bapak-ibu guru, factor keluarga yang ditinggalkan saat tour. Sehingga saat kami melaksanakan tour nanti tidak ada kendala/masalah


9.    Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

Jawab :

terjadwal dengan melakukan pemetaan dan tindakan harus langsung diselesaikan tetapi perlu proses untuk menentukan langkah keputusan

 

10.  Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

Jawab :

ada tentunya kepala sekolah dibantu oleh wakasek dan guru             serta tenaga administrasi

 

11.   Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Jawab :

dengan proses prosedur dan langkah-langkah sehingga akan memudahkan dalam mengambil keputusan


 Analisis/Refleksi hasil Wawancara :

Setelah wawancara yang kami lakukan, disini kami menganalisa beberapa hal yaitu :

Dalam kasus yang muncul di atas terjadi sebuah masalah, dimana masalah ini berkaitan dengan Paradigma individu vs Masyarakat. Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Bapak Didik selaku Kepala Sekolah adalah Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking). Nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut adalah Kebutuhan individu (kelompok kecil) melawan Kebutuhan Masyarakat (kelompok  besar). Yang terlibat dalam situasi tersebut adalah Pak Didik (Kepala Sekolah),wakasek, bapak ibu guru (dewan Guru). fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut antara lain : Tour diadakan 1 tahun sekali, Beberapa guru ingin ke pantai (tidak mengajak keluarga), Beberapa guru ingin tour lokasinya tidak jauh tapi bersama dengan keluarga. Adapun berkaitan Pengujian benar atau salah terhadap situasi :

-        Uji Legal :

Tidak ada (bukan pelanggaran hukum)

-        Uji Regulasi :

Tidak Ada, tidak melanggar aturan yang telah disepakati (tata tertib).

-        Uji Intuisi :

      Ada perasaan bimbang apabila tour diadakan diluar kota dan tidak bersama keluarga. Khususnya buat ibu guru yang mempunyai bayi/anak kecil.

-        Uji Publikasi :

      Tidak ada masalah, karena disini hanya berkaitan dengan lokasi yang ingin dituju

-        Uji Panutan :

      Dalam pengambilan keputusan ini, dalam kegiatan tour yang telah dilakukan oleh kepala sekolah terdahulu, biasanya beliau mengedepankan asas kepentingan umum daripada kepentingan beberapa orang.


Selain itu ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma) yaitu Dalam mengambil keputusan ini, Pak didik mencari jalan tengah, yaitu mengadakan kegiatan yang mana melibatkan keluarga, dan lokasi yang dipilih adalah pantai yang tidak jauh dari lokasi dan aman bagi semuannya. Tentunya keputusan ini juga dilakukan dengan cara bermusyawah untuk mencapai mufakat, dimana keputusan yang diambil adalah kesepakatan dari semua yang hadir ikut rapat dan  keputusan yang akan diambil adalah  mengadakan kegiatan yang mana melibatkan keluarga, dan lokasi yang dipilih adalah pantai yang tidak jauh dari lokasi dan aman bagi semuannya

Berdasarkan keputusan yang diambil oleh Pak didik, adalah menekankan pada hasil akhir, (end based thinking) dimana pak didik mengedepankan musyawah untuk mufakat. Hasil dari musyawarah adalah hasil dari kesepakatan semua orang ikut di rapat tersebut

















Dokumentasi : WAWANCARA DENGAN BAPAK FARID SAMSUL HADI, S.Pd, M.Pd 

(Kepala SMK PGRI 1 Ngawi)


Narasi Percakapan :

1.  Assalaamu Alaikum wr. wb. Selamat siang pak Farid, mohon  ijin mengganggu waktunya….

  Jawab : Wassalaamu Alaikum wr. wb. pak Aan, ndak apa-apa, ada yang bisa saya bantu….

 

2.  Mohon ijin pak, kami dapat tugas di CGP untuk mewawancarai Kepala Sekolah berkaitan dengan  pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pak Farid selaku Kepala SMK PGRI 1 Ngawi berkaitan dengan masalah yang mungkin ada di sekolah bapak……

     Jawab : oh iya, ….. silahkan

 

3.  Dari banyak kegiatan yang ada, pastinya ada/pernah bapak selaku kepala sekolah dihadapkan pada  persoalan yang dimana disitu bapak harus mengambil tindakan yang terbaik dalam mengambil keputusan, kira-kira masalah apa ya?

JawabIya, tentu… banyak sekali sebenarnya masalah yang ada disekolah, bagaimanapun sekolah yang ada masalah menandakan kalau sekolah tersebut hidup. Dan memang dari beberapa masalah yangada, bisa dikategorikan masalah, ringan, berat,

Salah satunya yaitu menangani siswa bermasalah. Disini saya merasa delima dalam bertindak, antara memberi pendidikan atau sanksi. Yaitu ada siswa yang berbuat mencuri alat-alat yang ada dibengkel. Alat yang di curi adalah mesin scaneer yang harganya sangat mahal. Pada saat rapat dengan dewan guru, banyak guru yang menginginkan anak ini dikeluarkan, karena tindakan anak ini adalah duri yang mungkin akan menular kepada siswa yang lain. Disatu sisi ada beberapa guru yang ingin anak ini di skorsing saja, padahal berdasarkan peraturan sekolah yang ada, anak ini seharusnya dikeluarkan


 

4.  Selama ini, bagaimana Anda dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral?

    Jawab : Dengan mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan masalah yang berhubungan dengan etika sopan santun serta norma. Menggali informasi dengan cara bertanya kepada pihak-pihak yang terlibat, mencari bukti yang akurat, serta data yang mungkin bisa dijadikan acuan sebagai tambahan bukti

menguji kebenaran melakukan prinsip resolusi dengan tiga prinsip pengambilan keputusan yang berbasis hasil akhir peraturan dan rasa Peduli 3 melakukan investigasi 4 membuat keputusan

 

5. Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Jawab : 

  • Dengan melibatkan beberapa pihak, menggali informasi dari pihak-pihak terkait
  • Mengedepankan azas musyawarah untuk mufakat
  • Meminta pendapat dari beberapa teman
  • Melihat duduk persoalan dari beberapa sudut pandang

 

6.  Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

    Jawab : Mengambil keputusan dengan langkah pertimbangan bersama musyawarah yang mengarah   pada       kepentingan banyak orang menjunjung tinggi etika dan moral sesuai dengan visi

 

7.  Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

   Jawab : Dengan menyusun langkah-langkah dan prosedur dalam mengidentifikasi kasus-kasus Dilema etika dan bujukan moral


 

8.  Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

   Jawab : Berkaitan dengan kasus yang saya sampaikan tadi aturan yang berlaku di sekolah bila siswa melakukan pelanggaran menyangkut moral, maka sanksinya dikeluarkan. Namun, tindakan itu menjadi pertanyaan sebagian orang tua siswa  "Problemnya, kalau melepas anak yang bermasalah, maka akan hancur pondasi bangsa kita ini ke depan. Bisa saja anak tersebut malah tidak tertangani sehingga malah akan meresahkan di lingkungannya.


 

9.  Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

    Jawab : Ada tentunya, Dewan Penasehat Kepala Sekolah, Tim Pengembang Sekolah serta teman-teman waka juga ikut membantu.

 

10.  Terima kasih pak farid, kami rasa beberapa informasi sudah kami dapatkan, sekali lagi terimaksih atas waktu dan kesempatan yang diberikan kepada kami,khususnya pada saat ini, banyak sekali ilmu yang kami dapatkan setelah wawancara dengan bapak Kepala Sekolah, sekaligus saya mohon undur diri.

     Jawab : oh iya pak aan, sama-sama. Senang sekali bisa bertemu pak aan, jika ada yang ingin didiskusikan dengan saya sewaktu-waktu saya siap.

 

  ANALISIS/ REFLEKSI HASIL WAWANCARA :


 Setelah wawancara yang kami lakukan, disini kami menganalisa beberapa hal yaitu :

Dalam kasus yang muncul di atas terjadi sebuah masalah, dimana masalah ini berkaitan Paradigma keadilan (justice) vs belas kasihan (honesty)

Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh Bapak Faarid selaku Kepala Sekolah adalah Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), dan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking).

Nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut adalah nilai keadilan melawan nilai rasa kasihan. Yang terlibat dalam situasi tersebut adalah Pak Farid (Kepala Sekolah), siswa, Dewan Guru.

Fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut antara lain :

~  siswa yang ketahuan mencuri di bengkel

~ tata tertib yang berkaitan dengan tindakan kasus ringan, sedang dan berat

Adanya tentang kesulitan menangani siswa bermasalah. Disini Pak Didik selaku Kepala Sekolah merasa delima dalam bertindak, antara memberi pendidikan atau sanksi. Yaitu ada siswa yang berbuat asusila, satu sisi merasa harus tetap mendidik para yang bermasalah dan di sisi lain ada anak didik lain yang perlu diselamatkan agar tidak terpengaruh perilaku yang menyimpang.

Adapun berkaitan Pengujian benar atau salah terhadap situasi :

-  Uji Legal : tidak ada

-  Uji Regulasi : Ada, melanggar aturan yang telah disepakati (tata tertib).

-  Uji Intuisi : Ada Ada perasaan bimbang untuk anak tersebut ke orang tua, terjadi pelanggaran peraturan namun kasihan terhadap siswa. Pak  farid sebagai Kepala Sekolah yakin dengan intuisinya bahwa anak tersebut akan bisa memperbaiki diri

-  Uji Publikasi : tidak ada kendala

-  Uji Panutan : Kepala Sekolah sebelumnya yang mengambil keputusan selalu berdasarkan azas nilai-nilai kebajikan universal dan musyawarah untuk mufakat.

(Investigasi Opsi Trilemma) yaitu Dalam mengambil keputusan ini, ternyata tidak bisa hanya mengacu pada aturan/tata tertib sekolah saja akan tetapi harus mengacu juga kepada UU perlindungan anak sehingga anak yang bermasalahpun juga harus dilindungi untuk mencapai masa depannya.

Berdasarkan keputusan yang diambil oleh Pak Farid, adalah menekankan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking), dimana pak farid mengedepankan pada kepedulian terhadap anak daripada peraturan yang ada.



RELEKSI WAWANCARA :

Berdasarkan 2 (dua) narasumber yang saya wawancarai, sejatinya ada hal yang menarik dalam pengambilan keputusan dimana dalam pengambilan keputusan diperlukan banyak pertimbangan-pertimbangan yang perlu dilakukan. Kedua narasumber mengatakan untuk mengidentifikasi suatu kasus itu termasuk ke dalam dilema etika atau bujukan moral maka diperlukan observasi lingkungan misalnya jika itu terkait antara satu individu dengan individu lain maka sebagai pemimpin perlu adanya melihat karakter pribadi individu-individu tersebut kemudian mendengar permasalahan dari kedua pihak secara langsung setelah itu mendengar pula saksi dari kedua pihak. Setelah dapat mengidentifkasi kasus tersebut maka langkah selanjutnya yang diambil adalah mengajak diskusi semua pihak yang terlibat.


Dari 2 narasumber yang kami wawancarai persamaan dalam pengambilan keputusan adalah : mereka mencoba mengidentifikasi permasalahan yang ada. Perbedaan yang muncul adalah disetiap pemecahan masalah ada perbedaan yang mendasar, dimana salah satu sumber kami (bapak kepala sekolah kami) bersedia melanggar peraturan yang ada (dalam kasus ini adalah anak yang mencuri di bengkel)



Jadi selama pengambilan keputusan, hal-hal yang perlu dilakukan adalah :

Mengidentifikasi kasus (melihat dan mendengar situasi lingkungan sekitar)

Melakukan pendekatan personal

Mengajak diskusi bersama

Mendengarkan semua permasalahan dari pihak-pihak yang terlibat

Mengambil keputusan bukan untuk kepentingan pribadi

Waktu pengambilan keputusan dilakukan se-segera mungkin, tidak menunda-nunda sehingga masalah menjadi rumit dan besar

Pengambilan keputusan dapat menjadi mudah diambil saat pihak-pihak terkait menyadari permasalahan-permasalahan mereka dan tidak merasa selalu benar. Kedua narasumber juga mengatakan se-darurat apapun situasinya, jika diperlukan pengambilan keputusan maka tetap harus koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Jadi tidak ada pengambilan keputusan langsung dari pimpinan tanpa mendengar dari pihak-pihak lain yang terlibat.


Kesimpulan : Sebagai pimpinan tidak boleh mengambil keputusan sepihak apalagi terburu-buru, selalu perhatikan identifikasi masalahnya terlebih dahulu. Jangan lupakan libatkan semua stakeholder terkait apapun dan bagaimanapun situasinya. Berada di posisi sebagai pemimpin dalam suatu instansi mengharuskan belajar untuk mendengar dan melihat dari segala sudut pandang tanpa memberatkan di satu pihak saja


No.

Tugas

Ada (A)/

Tidak Ada (TA)

1.

Isi: Hal-hal menarik apa yang muncul dari wawancara tersebut, pertanyaan-pertanyaan mengganjal apa yang masih ada dari hasil wawancara bila dibandingkan dengan hal-hal yang Anda pelajari seperti 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian, apa yang Anda dapatkan?

Ada.

Dalam setiap kasus yang kami tanyakan, disini bapak kepala sekolah mengalami dilemma etika, dimana saat dalam menentukan pemecahan masalah, beliau harus membuat perencanaan yang matang, memikirkan baik dan buruknya hasil dari keputusan yang akan dibuat nanti

2.

Isi: Bagaimana hasil wawancara antara 2-3 pimpinan yang Anda wawancarai, adakah sebuah persamaan, atau perbedaan. Kira-kira ada yang menonjol dari salah satu pimpinan tersebut, mengapa, apa yang membedakan?

Ada

Persamaan : Dalam pemecahan.masalah, beliau selalu mengidentifikasi dahulu masalah, kemudian mengadakan perencanaan yang matang, sebelum mengambil sebuah Tindakan.

Perbedaan : Perbedaan yang muncul adalah disetiap pemecahan masalah ada perbedaan yang mendasar, dimana salah satu sumber kami (bapak kepala sekolah kami) bersedia melanggar peraturan yang ada (dalam kasus ini adalah anak yang mencuri di bengkel)

3.

Isi: Apa rencana ke depan para pimpinan dalam menjalani pengambilan keputusan yang mengandung unsur dilema etika? Bagaimana mereka bisa mengukur efektivitas pengambilan keputusan mereka?

Dalam pengambilan keputusan di dahului dengan identifikasi masalah, perencanaan yang matang sebelum mengambil keputusan didahului dengan pengujian keputusan (trial error), sehingga disini nanti akan menghasilkan keputusan yang tepat. Dan berkaitan dengan efektifitas pengambilan keputusan tentunya dalam pengujian disini dapat menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan

4.

Isi: Bagaimana Anda sendiri akan menerapkan pengambilan keputusan dilema etika pada lingkungan Anda, pada murid-murid Anda, dan pada kolega guru-guru Anda yang lain? Kapan Anda akan menerapkannya?

Ada.

Dalam pengambilan keputusan saya akan menggunakan pedoman 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langlah pengujian dalam pengambilan keputusan. Saat saya ada masalah dalam pemecahan kasus yang berkaitan dengan pengambilan keputusan.

5.

Teknis: Kejelasan suara/tulisan di video/blog naratif Anda, format apa yang akan gunakan, sudahkah Anda mengujinya/membacanya dan melihat hasilnya/membayangkan bila orang lain membaca tulisan Anda?

Ada. Dalam pembuatan blog ini, saya udah melakukan uji coba sebelum saya publikasikan, dimana saya melihat, membayangkan hasil yang akan dibaca oleh orang lain

6.

Teknis: Durasi waktu/panjang tulisan, apakah sudah diuji untuk maksimal dan minimal waktu berbicara, atau apakah sudah ditinjau isi dan panjang tulisan Anda, dan kepadatan/intisari  materi yang Anda ingin sampaikan?

Ada.

Dalam tulisan yang akan saya sajikan, sduah saya uji coba dan saya bayangkan sehingga apabila ada orang lain yang membaca akan segera mengerti maksud dari tulisan yang saya buat




0 komentar:

Post a Comment