Pada Refleksi kali ini saya menggunakan model 4C
Mengenai ide dan gagasan yang diberikan oleh narasumber tidak ada yang berbenturan dengan teori atau kenyataan di sekolah. Semua tergantung kemasan dan cara melaksanakan, mengurangi hambatan dan memperlancar pelaksanaan program. Andaikan terdapat ketidaksesuaian antara rencana dan praktek karena sesuatu hal, maka perlu dicari penyebabnya terlebih dulu, kemudian baru merubah pendekatannya terhadap masalah tersebut. Gagasan tentang Penyusunan Program yang Berdampak pada Murid sudah sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dan konsep pendidikan di Negara Indonesia yang secara fakta berbeda-beda, namun telah sepakat Bhineka Tunggal Ika.
1. Voice : bahwa peserta didik itu pada hakekatnya mempunyai pendapat, ide, atau gagasan masing-masing, sehingga partisipasi gagasan ini perlu dimunculkan dan kemudian disatukan menjadi sebuah ide yang disepakati.
2. Choice: masing-masing peserta didik juga mempunyai pilihan masing-masing atas suatu objek. Maka, beri mereka kesempatan untuk memilih pilihannya masing-masing dengan dilandasi argumen yang rasional. Siapa yang argumentasinya rasional, ilmiah dan dapat diterima oleh orang banyak maka itu yang menjadi keputusannya.
3. Ownership: peserta didik juga dirangsang untuk mempunyai rasa memiliki terhadap hasil karyanya tersebut. Apabila peserta didik dalam memulai suatu program diperhatikan dan dilibatkan baik voice, choice dan ownership maka mereka akan mempunyai perasaan memliliki terhadap produk yang mereka ciptakan sendiri.
Setelah mempelajari konsep tersebut saya mulai memahami dan akan merubah pikiran yang awalnya belum memasukkan unsur voice, choice dan ownership maka setelah ini saya akan membuat program dengan memasukkan ketiga konsep tersebut dalam prosesnya dengan melibatkan peserta didik untuk dijadikan proses melatih kepemimpinan.
0 komentar:
Post a Comment