MUQODIMAH
Suasana belajar dan lingkungan belajar sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Murid memerlukan suasana belajar yang menyenangkan. Setiap murid memiliki kelas impian masing-masing, sehingga kita sebagai guru diharapkan bisa menuntun mereka mewujudkan kelas impian itu.
Dalam proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan perlu sebuah strategi. Banyak sekali kendala yang kita hadapi terkait dengan iklim belajar kita. Saat ini kita membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak termasuk murid dan teman sejawat untuk menciptakan kelas impian yang berpihak pada murid. Saat ini bukan saatnya mendikte murid namun memberikan ruang ekspresi dan kebebasan berkreasi dalam menjalani pembelajaran. Murid memerlukan ruang bebas untuk eksplorasi minat dan bakatnya.
BAGAIMANA PERASAAN ANDA SETELAH MEMPELAJARI MODUL INI?
Perasaan saya, setelah mempelajari modul 3.3 tentunya sangat senang dan Bahagia. Karena di sini, Saya belajar modul terakhir dan banyak hal yang menarik. Seperti ketika kita memiliki sebuah program atau ide akan sebuah program yang akan dikembangkan di sekolah, haruslah bermula dari pemetaan aset atau sumber daya di sekolah. Barulah sebuah program akan lebih terarah memiliki tingkat kesuksesan dan keberhasilan yang tinggi setelah melakukan pemetaan terhadap aset atau sumber daya sekolah. Barulah sebuah program yang berdampak pada murid bisa direncanakan berbasis aset yang ada. Berikut adalah yang membantu dalam merencanakan sebuah program yang berdampak pada murid di sekolah, antara lain : tahapan kerja, 7 aset atau modal, tipe resiko dan 12 pedoman MELR
Apa intisari yang anda dapatkan dari modul ini?
Modul 3.3 merupakan modul terakhir dari rangkaian modul dalam Diklat calon guru penggerak yang berhubungan dengan praktik di lapangan yaitu suatu program yang berdampak pada murid guna meningkatkan keberpihakan pada murid dengan menguatkan aset yang dimiliki, mengajarkan murid, mendorong kebermaknaan dan mengimplementasikan kepemimpinan murid secara kontekstual.
Kepemimpinan murid adalah bagaimana murid mengambil peran aktif dalam pendidikan kepemimpinan murid. Itu mengacu pada tiga hal penting yaitu :
Voice : memberikan kesempatan murid untuk bersuara atau menyampaikan pendapat.
choice : memberikan kesempatan murid untuk mengkonsep program kegiatan maupun menyusun struktur kegiatan.
Ownership : memberikan kesempatan murid untuk menjalankan rangkaian kegiatan sesuai dengan arahan dari guru
Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara modul ini dengan modul modul sebelumnya?
MODUL 1.1 - FILOSOFI KHD
Peran guru adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid sehingga mereka bisa selamat dan bahagia sebagai individu, masyarakat. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid haruslah menitikberatkan pada keterlibatan murid dan berorientasi pengembangan potensi (kodrat anak). Mengembangkan keterampilan atau kepemimpinan dalam diri murid sehingga bermanfaat untuk mereka, baik sebagai individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam Modul ini, penghambaan pada murid lebih ditekankan pada bagaimana melihat murid sebagai pribadi yang utuh dan menuntun murid sesuai kodratnya dengan pengelolaan program-program yang berdampak pada murid
MODUL 1.2 – NILAI DAN PERAN GURU PENGERAK
Menitikberatkan pada dasar nilai atau pedoman seorang guru dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid. Nilai-nilai Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif dan Berpihak pada murid merupakan nilai-nilai yang harus dipedomani dalam menyusun program yang berdampak pada murid. Selain itu guru penggerak tidak hanya berperan sebagai pemimpin dalam pembelajaran di kelas namun memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin dalam hal pengelolaan program yang berdampak pada murid di sekolah
MODUL 1.3 – VISI GURU PENGGERAK
Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan Inquiry Apresiatif model BAGJA dengan terlebih dahulu memetakan asset/ sumber daya sekolah dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program yang berdampak pada murid.
MODUL 1.4 - BUDAYA POSITIF
Membiasakan komunikasi dua arah dan nilai-nilai pendidikan karakter untuk mendukung terlaksananya program sekolah yang berdampak pada murid
MODUL 2.1 – PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Merupakan metode pembelajaran yang berpihak pada murid karena berdasarkan pada pemetaan kebutuhan belajar anak yang beragam. Pemetaan kebutuhan belajar anak menjadi dasar guru dalam mengelola program yang berdampak pada murid. Karena kekuatan anak yang beragam menjadi aset atau modal melakukan diferensiasi program yang berdampak pada murid dan sesuai dengan kebutuhan murid
MODUL 2.2 - PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
Merupakan metode pembelajaran tentang bagaimana mencapai tujuan pendidikan mengantarkan anak-anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan dengan mengembangkan aspek sosial emosional pada diri anak, teknik mainfulness menjadi strategi pengembangan 5 Kompetensi sosial emosional yang didasarkan pada keberpihakan pada murid dan dilakukan untuk tujuan sebesar-besarnya, memiliki dampak positif pada anak-anak
MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
Merupakan sebuah teknik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran dalam menuntun murid untuk menggali potensi anak dan memaksimalkannya, memberikan kesempatan murid berkembang dan menggali proses berpikir pada diri. dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid maka coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan murid yang setinggi-tingginya
MODUL 3.1 – PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN
Seorang guru dibekali dengan pengetahuan bagaimana mengambil keputusan. Keputusan yang diambil harus dengan alasan keberpihakan pada murid, dasar prinsip serta paradigma atau nilai dalam pengambilan keputusan, hendaknya bisa mendukung dan tetap dipegang teguh dalam pengambilan keputusan terutama yang berhubungan dengan dilema etika dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid
MODUL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Seorang pemimpin harus mulai melakukan pemetaan asset. Modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan alam, modal finansial, modal politik, modal agama dan budaya yang dapat dikembangkan di sekolah untuk dimanfaatkan dan dikelola dengan baik, sehingga paradigma berfikir haruslah melihat segala sesuatu dengan sisi yang positif atau berbasis aset dengan berfokus pada apa yang kita miliki/ aset maka pengelolaan program yang berdampak pada murid dapat rencana dengan baik
Setelah melihat keterkaitan antara modul 3.3 dengan modul-modul lainnya, jelaslah perspektif anda tentang program yang berdampak positif pada murid, Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan dilaksanakan dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?
Perspektif saya tentang program yang berdampak positif pada murid.
Program yang berdampak positif pada murid merupakan program sekolah yang dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan murid, sasarannya adalah murid dan untuk mengembangkan potensi murid seutuhnya, program yang dibuat berdasarkan minat dan harapan dari murid dan untuk memfasilitasi perkembangan potensi yang ada dalam diri murid
Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan dilaksanakan dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?
Dalam menyusun program di sekolah penting sekali dilakukan pemetaan potensi murid. Untuk mempermudah dalam melakukan pemetaan dilakukanlah suatu pendekatan yang berbasis pada asset. Selain pemetaan kompetensi kekuatan / aset yang ada di sekolah dalam pengembangan program ini, diperlukan juga pemetaan kebutuhan murid dan semua warga sekolah untuk dapat melakukan pemetaan kebutuhan dengan baik, terstruktur dan terarah. Maka diperlukan suatu pendekatan yang baik. Suatu pendekatan yang dapat menghimpun semua harapan warga sekolah, terutama kebutuhan murid serta berbagai pengalaman baik yang menjadi faktor penentu keberhasilan program di sekolah. Dengan menggunakan model BAGJA, selain memanfaatkan kebutuhan atau kekuatan yang ada di sekolah dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid juga harus memperhatikan visi yang merupakan buah kreativitas murid.
1 komentar:
LUAR BIASA. TERIMA KASIH INSPIRASINYA
Post a Comment